Minggu, 29 Januari 2012

Gerakan Membumi Polisi, Berkunjung Pada Rakyat

Saat mengunjungi ortu libur imlek kemarin, dirumah sudah ada tamu ke bapak saya. Katanya dari kepolisian. Karena Bapak saya ketua RW, polisi itu katanya sengaja datang khusus menemui pak RW, dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya. Dalam obrolannya tersebut terungkap, bahwa katanya kepolisian sedang menggalakan gerakan membumi bersama warga, sebuah bentuk program pembinaan masyarakat dengan cara berkunjung dari rumah ke rumah dengan maksud untuk lebih mendekatkan hubungan silaturrahmi dengan masyarakat. Secara spontan hati saya langsung berbisik, wah mau memperbaiki citra nich setelahnya babak belur oleh kasus sandal jepit, Mesuji dan Sape Bima serta beberapa kasus lainnya.
Tapi dari sisi cara dan gaya komunikasi memang kelihatan lentur, santun dan ramah. Polisi itu bercerita seputar keluarga, perjalanan karir hingga tugas-tugasnya selama di kepolisian. Sangat santai dan manusiawi. Dia berpakaian bebas, tak berseragam. Katanya program mengunjungi warga itu dilakukan pada hari-hari libur dinas. Sambil membawa form isian masukan tentang seputar anggota polisi, yang akan diambil pada kunjungan berikutnya. Sampai dia mencontohkan, misalnya masukan seputar bahwa polisi itu arogan, tukang menguangkan kasus dll. Bapak nggakk usah segan katanya, tulis aja apa saja yang berkaitan dengan hal-hal buruk menyangkut perilaku dan kinerja kami selama ini. Wah saya pikir mulai nyadar neh polisi sekarang.,,hehhe
Jika benar program ini by design oleh para pimpinan Polri termasuk katanya merupakan instruksi Kapolri jendral Timur Pradopo, maka menurut saya ini patut diapresiasi. Polisi berkunjung ke warga dan menjalin keakraban hubungan yang lebih egaliter ini bertujuan pula untuk lebih mengedepankan fungsi preventif dibanding penindakan langsung oleh Kepolisian. Jika ada masalah di masyarakat, akan diupayakan terlebih dahulu diselesaikan oleh masyarakat itu sendiri dengan cara berembug dan musyawarah, polisi di belakang. Memisal ada kasus maling semangka, atau pisang, polisi tidak akan mengedepankan aspek hukumnya. Akan diselesaikan di tingkat masyarakat, dan dikembalikan terlebih dahulu ke keluarga untuk membinanya. Jika masyarakat sudah angkat tangan, baru polisi akan mengambil langkah penindakan secara hukum.
Sebagai sebuah gebrakan tentu hal ini posisitif, namun demikian Polri juga harusnya tidak hanya pada fungsi Binkamtibmas nya, fungsi polantas di jalan juga harus dirubah paradigma dan tampilan asesorisnya. Buat lebih ramah, anti sogok dan jangan asal tilang. kedepankan fungsi-fungsi penindakan yang bersifat persuasip, memberitahu bagaimana berkendaraan yang baik dan selamat.
Polisi alat negara. Dibutuhkan masyarakat. Dibiayai oleh rakyat. Sepantasnya pula mereka menyatu dengan rakyat. Jangan atas nama hukum kau tindak pencuri sendal, sepotong pisang, dan semangka. Sementara pada singgasana yang lain milyaran uang rakyat di curi kau diam saja tak bisa berbuat apa-apa.
Polisi, Upayamu mendekati rakyat sudah tepat. Tapi harus ikhlas ya, jangan karena Sape, Mesuji dan Sandal Jepit. Yang membuat rakyat telah memakimu dengan sangat. Kini membumilah bersama bisikan dan nafas mereka yang sepantasnya kau lindungi dan ayomi. Karena makan dan minummu diambil dari darah dan keringat mereka yang telah susah payah membayar pajak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar