Minggu, 29 Januari 2012

Pendukung Anas Akan Demo Media?

Apa Kabar Indonesia Pagi TV One Hari ini Minggu 29/01/2012, salah satu episode dialognya menampilkan Wahyu Muryadi Pemred Tempo, Pengamat Media dari UI Efendi Gozali dan Pemred Koran Rakyat Merdeka. Temanya membahasa seputar Konflik di Tubuh Demokrat menghadapi kasus yang menimpa Ketua Umumnya Anas Urbaningrum.
Ketiga pembicara tersebut kelihatannya menyimpulkan hal yang sama, bahwa posisi Anas sudah diujung tanduk. Hanya saja Demokrat dan elit-elit nya sedang memikirkan bagaimana caranya agar penyelesaian kasus yang menimpa Anas termasuk dalam hal penentuan nasib akhirnya sebagai Ketua Umum dilakukan secara soft landing.
Elit Demokrat Menyadari bahwa kasus yang melilit Anas ini cukup mengganggu Partai. Sementara mereka juga dilanda kebingungan jika Anas lengser siapa kader yang akan menggantikannya, Jika Andi Malarangeng atau Marzuki Alie yang naik, keduanya juga bagian dari konflik die elit democrat yang tidak akan menjamin soliditas internal partai. Disamping itu mungkin juga mereka memiliki kekhawatiran tersendiri, apakah Anas Urbaningrum memiliki kartu truf tersendiri yang apabila dibuka akan menggoncangkan Demokrat secara lebih dahstyat.
Hal yang cukup menarik dalam dialog tersebut adalah pengakuan Wahyu Muryadi mengungkapkan adanya BBM dari Jubir Anas yang menyebutkan bahwa 50 Ribu pendukung Anas akan mendemo media. Anas dan pendukungnya mungkin menganggap bahwa pemberitaan menyangkut dirinya yang dikaitkan dengan persoalan korupsi suap pembangunan wisma atlit Palembang, dengan sumber informasi dari keterangan M Nazarudin sendiri, saksi Yulianis dan yang lainnya di persidangan, sudah sangat tidak proporsional lagi dan merusak kehormatan dirinya, sehingga berakibat pada keamanan posisi dan masa depan karir politiknya.
Keterangan M. Nazarudin dan Saksi-saksi dalam persidangan tersebut mengungkap adanya aliran dana milyaran dari perusahaan milik M. Nazarudin untuk dana pemenangan Anas Urbaningrum pada Kongres Partai Demokrat di Bandung. Hal ini lah yang kemudian menimbulkan spekulasi bahwa ada kemungkinan bahwa Anas dan beberapa orang elit democrat lainnya seperti Andi Malarangeng dan Angelina Sondakh Mirwan Amir akan ikut terseret menjadi pesakitan nantinya.Karena informasi sebagaimana disampaikan Yulianis menjelaskan secara detail jumlah uang, mobil pengangkut, hingga kamar hotel serta distribusinya.
Langkah pendukung Anas yang akan mendemo media tentu salah alamat. Karena media telah menjalankan fungsinya dengan memberitaan apapun yang telah memenuhi kaidah-kaidah jurnalistik. Selama apa yang disampaikan media memiliki sumber berita dan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan, maka adalah menjadi tugas media untuk menjalankan tugasnya sebagai bagian dari control masyarakat, terlebih media juga menjadi pilar keempat kekuatan demokrasi di republik ini.
Terlepas dari apakah pemberitaan media menyangkut kasus M. Nazarudin telah ikut menyeret posisi Anas, dan telah menjadikan rontoknya popularitas Demokrat di mata rakyat, ya itu sudah konsekswensi logis saja, karena sebagai partai yang tag line nya “Katakan Tidak Pada Korupsi” tapi kini terkungkung dalam kubangan kasus korupsi yang dianggap sebagai mega skandal, karena melibatkan elit partai yang saat ini sedang berkuasa.
Menurut saya, jika benar pendukung Anas akan mendemo media, maka hal itu justru akan lebih merontokan posisi Anas dan juga Demokrat, karena hal itu akan dianggap sebagai langkah yang tidak elegan. Alangkah lebih baik, jika Anas dan Demokrat mengikuti sepenuhnya proses hukum hingga tuntas. Karena dengan itu akan jelas endingnya, jika memang terbukti tidak bersalah, Anas akan bersih dan Demokrat pun terselamatkan. Jika terbukti bersalah, maka tentu hukum harus ditegakkan, siapapun termasuk Anas dan elit Demokrat yang lain harus menerima konsekwensi masuk penjara untuk mempertanggungjawabkan tindakannya tersebut.
Akan halnya bagaimana Demokrat menyikapi kondisi tersebut, apakah akan menggelar KLB dan menggusur posisi Anas dari jabatannya sebagai Ketua Umum, biar itu dijalankan sesuai dengan mekanisme internal Partai Demokrat. Dalam hal kebesaran Demokrat sebagai partai yang sedemikian melesat dalam jagat perpolitikan nasional, diakui atau tidak, juga ada factor pencitraan yang selama ini dilakukan oleh media. Media telah berperan membesarkan Demokrat dan mengantarkan SBY sebagai presiden selama hampir 2 periode. Karena factor kefiguran SBY lah yang di publish media secara massif sehingga icon tersebut identik dengan citra Demokrat sendiri.
Tak salah kiranya, jika hari ini Demokrat citranya dimata public menjadi melorot, karena pemberitaan media menyangkut kasus mega skandal yang melibatkan Ketua Umum berikut elit-elit lainnya. Sudah menjadi hukum alam. Operan citra elit partai bagus, partai bagus, operan citra elit partai jelek ya dengan sendirinya partai juga akan ikut jelek.
Semoga saja Anas Urbaningrum dan elit democrat lainnya menyadari. Bahwa dengan menyalahkan dan menyerang media, apalagi dengan cara aksi mengerahkan massa, hanya akan menunjukan pada public, ternyata demokrat juga menggunakan cara-cara yang tidak mencerminkan kematangan dan kewarasan dalam konsep berpolitik. Jauh dari penilaian sosok Anas sendiri yang terlihat matang secara kapasitas intelektualnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar