Beberapa Minggu ini, saya sedang sangat gandrung membaca buku seputar
motivasi, psikologi, otak kanan, dan wirausaha. hampir setiap hari saya
selalu membuka lemari buku yang berjejer dalam lemari kaca, entah ada
"penyakit" apa, dan menginginkan apa...
Beberapa Bulan ini, saya
juga sedang sangat terganggu dengan bacaan realitas sosial, politik dan
psikologi di sekitar dunia yang selama beberapa tahun saya geluti. Dunia
kerja, hobi, relasi dan peristiwa-peristiwa yang dianggap bersejarah
dalam perjalanan keseharian hidup saya. Saya gundah, galau dan gelisah.
Saya berontak dan marah. Tapi saya masih mencoba berfikir jernih dan
realistis. Bahwasanya segala sesuatu jangan sekali-kali meninggalkan
kekuatan keyakinan hati dan kekuatan pikiran. Jadi jangan pernah
berhenti berfikir, dan jangan pernah tidak menyapa hati nurani. Jika
hatimu nyaman, dan olah fikirmu mengiyakan secara akal sehat dan
rasionalitas..Just do it and go ahead....! begitu kira-kira proses itu
berjalan.
Saya menyaksikan, saya merasakan, dan saya mengatakan
"Tidak". Saya amatlah meyakini bahwa dalam hidup selalu ada ya dan
tidak, hidup tidak selamanya harus "Ya" pada saat "Ya" itu
menggoncangkan hati dan pikiran kita. pun tidak selamanya harus "tidak"
jika hidup itu juga menjanjikan jalannya sendiri dengan kata "tidak"
itu. saya merunut runtut hari demi hari, kata demi kata dari setiap apa
yang pernah dijalani, apa yang pernah dilihat dan didengar, dan yang
lebih penting dari apa yang dirasakan.
Bahwasanya itu akan
membentur dinding tembok tinggi dan besar, kokoh dan tak tertembus, maka
terkadang hal itu menjadi energi mekanik yang menggerakan fungsi olah
fikir akal sehat kita, bahwa segalanya selalu ada ruang dan waktu, pasti
ada jalan....
Melawan pendapat "umum" selalu menjadi sesuatu yang
dianggap aneh dan nyeleneh, menjadi berbeda itu amatlah indah, karena
itu menunjukan kewajaran hidup yang memang seperti itu faktanya. Mengapa
selalu kembali pada persoalan profan yang kering dan gersang. ? saya
lahir dan dibentuk dari ketiadaan, menjalani dan menjadi dari ketiadaan,
satu-satunya ke"ada"an yang bagi saya amatlah penting, adalah pada saat
saya mampu berbuat sesuatu yang dianggap sebagai sebuah amal dan
kemanfaatan, sekecil dan seremeh apapun kekuatan tangan berbagi dan
memberi, adalah kesejatian hidup yang sebenarnya. mengapa orang selalu
berhitung hidup dengan uang, berpolitik dengan uang, masuk partai karena
mencari uang, bekerja semata-mata uang, bahkan masuknya pun karena
uang?. Kemanakah nama besar keulamaanmu, kegagahan ketokohanmu,
pengakuanmu sebagai seorang pemuda, dan nama besar baju seragammu...
Bahwasanya
masing-masing punya jalan hidupnya sendiri, iya..Tapi jangan mau
mengurus orang lain dan numpang hidup dari peran orang lain, jika suara
yang mendudukanmu pada tanggungjawab dunia akhiratmu itu membuatmu tak
henti memikirkan dirimu sendiri semata....
Saya akan mencatat
sebuah frase hidup dalam tinta yang terus menulis, yang membawanya pada
satu cerita yang lengkap dan tuntas...oleh karenanya, izinkan saya
mengatakan "Tidak" pada kehidupanku saat ini, dan saya mengatakan "Ya"
pada bahasa hati dan meracaunya akal fikirku...
Dan ini, Hanyalah Catatan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar