Minggu, 29 Januari 2012

PNS Tidak Sebagaimana Umumnya PNS

Kanjeng Nabi Muhammad SAW disebut sebagai basyarun laa kal basyar, manusia  yang tidak sebagaimana manusia pada umumnya. Judul diatas saya coba kaitkan maksudnya dengan ungkapan tentang kemanusiaan sang nabi tadi. Untuk menunjukan bahwa berprofesi sebagai PNS  merupakan hak dan untuk saat ini masih menempati tempat yang layak disisi mertua dan juga di masyarakat.  Tak dapat dinafikan pula, bahwa pastilah ada dari sekian banyak PNS yang jumlahnya 4 Jutaan lebih itu, PNS yang tidak sebagaimana umumnya PNS.  Saya tidak akan lagi mengupas seputar dunia ke-PNS an sebagaimana dalam postingan terdahulu.  Sudah amat terang benderang dan menjadi opini umum. Yang menarik bagi saya kemudian adalah, apa yang dilakukan oleh teman kampus saya yang notabene seorang PNS. Saya  bertemu dengannya tanpa sengaja di toko buku gramedia awal tahun baru 2012 yang lalu.  Sambil ngopi di salah satu cafe sebrang toko buku dalam lantai yang sama, dia bercerita panjang seputar liku-liku perjalanan kehidupannya selama hampir 10 tahun tak ketemu.  Dia dulunya memang aktif di dunia organisasi, intra maupun ekstra kampus. Setamat Kuliah dia juga aktif di salah satu LSM yang bergerak didunia  advokasi masyarakat miskin.
Menurutnya, dulu saat mencoba peruntungan ikut test CPNS dia langsung lolos dengan tanpa mengeluarkan uang sepeser pun,  padahal banyak orang yang sudah berkali-kali bahkan ada yang sudah 13 kali ikut test tidak lulus.  Sebagai orang yang awalnya berkecimpung du dunia organisasi dan advokasi, tentu dia tergagap-gagap ketika masuk ke dalam sistem pemerintahan yang selama ini justru ia kritisi. Dia bercerita panjang dan begitu mendalam seputar pengalamannya masuk di dalam sistem tersebut. Dari dialah saya mendapatkan banyak informasi tentang seluk beluk dunia birokrasi.
Saat saya menanyakan di kementrian manakah tempatnya bertugas. Dia hanya menjawab dengan senyum. ….(continued. Keburu ngantuk)
” Kang saya sedang memulai wirausaha, saya mau maksimalkan potensi otak kanan saya. ” katanya. lalu dia bercerita seputar bisnis lele nya, dia kerjasama investasi alakadarnya dengan temannya yang sudah mengerti urusan budidaya lele, dia sedang membuat kolam tembok berukuran 3×5 sebanyak  20 buah. Dia merancang wirausaha lele dari mulai pembibitan hingga pembesaran, targetnya sekali panen 3 ton. sekarang katanya baru diangka 1 ton, dia buat pakan sendiri dengan bermodalkan dua buah mesin pembuat pakan. Tawaran surat kesanggupan seminggu 3 ton sudah dia kantongi, tapi belum disanggupinya. Begitu pula tawaran program dari bantuan pemerintah jalur aspirasi anggota dewan dia tolak mentah-mentah.
” Saya memutuskan berhenti kang, dan hari-hari saya sy nikmati di kolam saya, ngasih makan lele…hehe” bebernya sambil terkekeh.
“Saya juga merasakan kebebasan dan ketenangan bathin, dan saya pun tak mau teriak-teriak tentang apa yang pernah saya alami dan ketahui selama jadi PNS”  dengan nada lirih dan suara bergetar, sekan menahan sesak didada.
“Saya percaya banyak dari mereka abdi negara yang masih memiliki integritas, jujur dan profesional dalam bekerja melayani masyarakat, cuman kadang-kadang mereka suka berada dipinggir atau dipinggirkan, terutama oleh tangan-tangan politik ” ungkapnya.
Dua jam mendengarkan curhat sang teman,  saya sampai pada satu kesimpulan, bahwa diantara jutaan abdi negara mungkin masih banyak PNS yang tidak sebagaimana umumnya PNS, yang masih memiliki khusnun niyat bekerja semata-mata karena ibadah, menafkahi anak istri sesuai dengan keringat yang dia keluarkan, tanpa di sertai oleh hal-hal yang “selama ini umum terjadi dan menjadi patologi birokrasi”. Hanya saja jika konsisten dengan prinsip seperti itu, maka jangan harap anda bisa kaya dan beramal dengan kekayaan anda. Terkecuali, mulailah memutar otak, memaksimalkan kreatifitas untuk membangun wirausaha sampingan, meskipun dalam praktek amatlah jarang sesuatu yang dilakoni secara sampingan akan menghasilkan sesuatu yang maksimal.
Dalam kesederhanaan, Tuhan dekat. Dalam Keberlimpahan harta yang disertai sikap kedermawanan, Tuhan lebih dekat. “Aku Cinta Orang Miskin Yang Sabar, Tapi Aku Lebih Cinta Orang Kaya Yang Dermawan, Aku benci orang kaya yang sombong, Tapi Aku lebih benci orang miskin yang sombong” Begitulah Tuhan bersabda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar