Nama Kiarajangkung mungkin terdengar asing bagi para Kompasioners.
Kiarajangkung memang hanyalah nama sebuah Kampung sekaligus Desa yang
berada di Wilayah Kecamatan Sukahening, daerah pinggir Kabupaten
Tasikmalaya. Letak sekitar 5 KM dari Jalan nasional pada titik
Kecamatan Rajapolah yang berada pada kontur datar, menanjak dalam kontur
ketinggian sekitar 45 derajat, tepat berada di kaki alur pegunungan
Gunung Galunggung dan Cibodas Garut. Bahkan boleh di bilang
Kiarajangkung ini merupakan daerah Puncaknya. Anda akan merasakan udara
nan segar, cuaca dingin yang sangat dan berkabut, terlebih jika
sebelumnya diawali oleh hujan. Selain itu pula, jika berada dalam titik
puncak ketinggian, Anda juga akan menyaksikan view hamparan sawah nan
hijau, berjejarnya bukit-bukit, dan pemandangan indahnya Gunung Syawal
Ciamis.
Ada yang istimewa dari Kiarajangkung ini. Meskipun letaknya berada di
pelosok, tapi disana terdapat rumah-rumah seperti di daerah Pondok Indah
Jakarta. Atau seperti dalam sinetron-sinetron di televisi swasta maupun
film India. Megah dan terlihat wah. Mereka bukan rumah pejabat, bukan
pula pengusaha yang bergerak dalam proyek-proyek besar pemerintah. Tapi
mereka adalah para pengusaha “WC Umum” yang sukses. Bahkan secara
berkelakar, mereka adalah para Milyarder dari hasil “kencing dan Buang
air besar” masyarakat Indonesia.
Ya, mereka telah melebarkan sayap usaha WC Umumnya ke sebagian besar
wilayah Indonesia, terutama memang di Pulau Jawa. Lokasi usaha mereka
terletak di sekitar Terminal, pasar, dan titik-titik keramaian publik
lainnya. Dengan konsep usaha kontrak dengan pengelola fasilitas umum
tersebut sebagai refresentasi pemerintah daerahnya. Biasanya kontrak
dalam jangka waktu yang panjang. Boleh dibilang, Pengusaha Kiarajangkung
sudah merajai usaha bisnis dalam hal pengelolaan investasi WC Umum.
Dengan nilai investasi yang sudah milyaran rupiah, menyerap tenaga kerja
ratusan orang, dan mempengaruhi tingkat kesejahteraan ekonomi
masyarakat Kiarajangkung dan sekitarnya.
Sistem usaha yang dijalankan oleh Pengusaha WC umum ini alurnya sebagai
berikut: Mereka berinvestasi dengan membangun fasilitas WC umum pada
titik keramaian yang menurut analisa feasibilitas dan kalkulasi bisnis
memungkinkan, mereka akan mengurus izin dan kerjasama dengan
pemerintahan daerah setempat. Dalam pengelolaannya, biasanya ditempatkan
dua orang penunggu WC Umum dengan jam kerja 12 jam dengan sistem shift.
Dan pekerjanya itu pun aplusan. Sebulan di Lokasi, sebulan di kampung.
Dan para penunggu WC Umum ini rata-rata memiliki tingkat kehidupan
ekonomi yang baik di kampungnya.
Ternyata, dengan tarif sekali masuk WC Umum Rp. 1000, mereka mampu
menggerakan ekonomi daerah (baca Kiarajangkung) dengan luar biasa.
Masyarakat Kiarajangkung sudah seperti masyarakat metropolis, jangan
heran, meskipun jalan kecamatan yang dilaluinya rusaknya minta ampun,
namun mobil-mobil yang masuk kualifikasi mewah menjadi pemandangan biasa
dari dan menuju Kiarajangkung. Disamping fakta sebagaimana diawal
disebutkan, rumah-rumah mereka para pengusahanya mewah, para pekerja
yang menunggu WC Umumnya juga bagus-bagus, tingkat pendidikan
anak-anaknya tinggi, dan yang paling menonjol jiwa guyub sauyunan dan
sosialnya juga tinggi.
Mereka membuat yayasan sosial, rutin menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
amal bagi masyarakat yang masih belum beruntung, seperti beasiswa yatim
piatu, santunan jompo dan membantu ketersediaan sarana pendidikan
keagamaan, sarana ibadah dan lain sebagainya.
Diantara pioneer usaha WC Umum ini adalah Alm H Nurjaman. Beliau sosok
yang memulai dari nol usaha urusan ‘buang air ” ini. hingga kini
mencapai ratusan titik di pulau Jawa. Usahanya tersebut diteruskan oleh
sang anak H. Nur Alam. Selain itu ada juga H. Cecep serta beberapa nama
lain yang kini sudah menjadi Milyarder WC Umum. Saya termasuk orang
yang Alhamdulillah berkesempatan mengenal secara baik dengan mereka. Dan
cerita tentang perjalanan hidup mereka sungguh memberi pembelajaran
tersendiri bagi saya. Tentu kini mereka juga melebarkan sayap dalam
usaha agrobisnis, pertanian dll.
Itulah, Kiarajangkung, Kampung Milyarder WC Umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar