Hari ini tepat dengan peringatan
kelahiran nabi Muhammad SAW. Umum dikenal dengan maulid nabi. Ratusan
juta ummat muslim diseluruh dunia memperingatinya, dengan tanpa tiup
lilin. Tapi menggelar pengajian. meskipun sebagain ada yang menyebutnya
bid’ah (tak ada dari sono nya), namun sebagai sebuah warisan dakwah yang
dilakukan oleh para ulama terdahulu, maka peringatan maulid nabi
merupakan model lain upaya mencerahkan ummat dengan didiisi ceramah
keagamaan, biasanya mendatangkan muballigh dari jauh, dan biasanya pula
ummat berlomba-lomba buat olahan makanan khas rakyat. Sehungga biasanya
pula jama’ah yang hadir lebih banyak daripada kegiatan pengajian yang
biasa dilakukan, entah itu mingguan atau bulanan. Moment lain yang
serupa dengan peringatan maulid nabi atau Muludan, dan menjadi agenda
Peringatan hari Besar Islam (PHBI) adalah Rajaban (memperingati Isra
Mi’raj Nabi), Muharaman (Memperingati tahun baru Islam, dan Nuzulul
Qur’an yang biasanya diselenggarakan di Bulan Ramadhan.
Salah satu hikmah diselenggarakannya
peringatan Maulid nabi adalah ikhtiar untuk merefresh atau menyegarkan
kembali bahkan harusnya meningkatkan semangat keislaman dan kecintaan
kita terhadap Baginda Rosul. Dengan mengenang kelahiran beliau, kita
diajak untuk membuka kembali lembar per lembar rangkaian sejarah
perjalanan kehidupan beliau, baik menyangkut akhlak kepribadian, misi
dakwah, dan model kepemimpinan. Sehingga dari situ kita akan menangkap
pesan utama dengan sebuah pertanyaan sebagaimana judul tulisan ini ” Mengapa Nabi Muhammad SAW Sukses Mengemban Misinya ?“.
Sehingga Islam yang lahir di jazirah Arab nan tandus sana, bisa
berkembang hingga ke seluruh penjuru dunia, termasuk kita ummat Islam di
Indonesia.
Faktor Personal Yang Luar Biasa
Hal terpenting dari upaya mencari jawab
atas pertanyaan tersebut adalah terletak pada diri Rosul Muhammad itu
sendiri. Beliau sudah dipilih oleh Tuhan untuk mengemban ajaran Islam
dengan ajaran Kitab Suci Al-Qur’an sebagai pedomannya. Beliau merupakan
manusia terpilih, manusia tidak sebagaimana manusia lainnya, basyarun
laa kal basyar. Semenjak kanak-kanak beliau telah bergelar Al-Amin,
orang yang paling terpercaya, karena karakternya yang tak pernah
berbohong dan tak pernah menyianyiakan amanat serta kepercayaan orang
lain kala itu.
Selain itu, sebagaimana pengakuan Tuhan sendiri bahwa dalam diri Muhammad SAW terdapat akhlak kepribadian yang agung ” Innaka la’ala khuluqin adhiim“, yang senantiasa memberi contoh dan tauladan yang baik “laqad kaana lakum fii rasulillaah uswatun hasanah..”.
Dalam berbagai aspek kehidupan, baik di rumah tangga akhlaq terhadap
istrinya, terhadap tetangga, terhadap masyarakat, negara dan terhadap
alam raya. Rosul mengajarkan tauladan paripurna.
Rosul merupakan orang yang memegang
teguh karakter satunya kata dengan perbuatan, orang yang paling pertama
melakukan sesuatu sebelum beliau menyampaikannya pada ummat kala itu.
Pesan kesederhanaan misalnya, rosul merupakan sosok pemimpin ummat dan
pemimpin negara yang menjalankan hidup sederhana dan paling mencintai
orang-orang lemah, fakir dan miskin serta anak yatim.
Bandingkan dengan pemimpin ummat dan
negara saat ini, mereka berceramah dan pidato pada ummat dan rakyat
tentang kesederhanaan tapi mereka berlomba-lomba dalam kemewahan dunia.
Ustadz-ustadz yang sering muncul di berita infotainment, atau yang
berkeliling dalam tabligh akbar, lihat gaya hidupnya, atau
pejabat-pejabat negara, mereka bisa memiliki kendaraan lebih dari 3,
rumah bagai istana, sementara rakyatnya masih banyak yang kelaparan,
sakit tak mampu berobat serta berbagai fenomena yang memprihatinkan
lainnya.
Mereka fasih mendalilkan ayat diatas
podium, tapi mereka lalai dalam tindakan nyata sebagaimana Rosul
contohkan. Padahal sebagai seorang Rosul, saat berbicara tentang
shodaqoh, beliau pula lah orang yang paling rajin bershodaqoh. saat
berbicara tentang perlindungan terhadap mustadhafiin atau kaum papa,
rosul merupakan orang terdepan yang membela mereka.
Rosul memimpin dengan cinta, segenap
tugas dan pengabdiannya disertai dan diarahkan dengan dan untuk
mewujudkan cinta kasih, rahman rahim. Beliau menjalankan misi
kerasulannya dengan mencerminkan Islam Rahmatan Lil Alamiin. Islam yang
menjadi ramat, penyejuk, dan penyelamat bagi seluruh alam. Bukan Islam
yang identik dengan kekerasan, pengrusakan, dan penindasan. Islam yang
Rasul ajarkan merupakan Islam yang memberikan energi kedamaian,
ketertiban dan keselamatan. Pranata yang dibangun semata-mata adalah
bagaimana mewujudkan kehidupan ummat manusia yang terlindungi agamanya,
Jiwanya, Akalnya, Hartanya, dan keturunannya (Hifdz uddiin, Hifdzun nafs, Hifdzul Aql, Hifdzul maal, hifdzun nasl).
Faktor Team Work Yang Komplit dan Solid
Faktor lain yang menjadi jawab atas
pertanyaan diatas adalah bahwa misi kerasulan Nabi Muhammad kala itu
dibantu selain langsung oleh Tuhan, juga terdapat sosok pendamping luar
biasa yaitu Siti Khadijah al Qubra, dan 4 sahabat utama dengan
masing-masing keutamaannya. Mereka berhasil menjalankan perannya
masing-masing dengan loyalitas yang tinggi terhadap agama dan Rosul,
memberikan kemampuan terbaik yang dimilikinya, mereka lah Sahabat
Khulafaur Rasyidin yaitu Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq, Sayyidina
Ummar Bin Khothob, Sayyidina Utsman Bin Affan dan Sayyidina Ali bin Abi
Tholib RA.
Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq,
beliau sosok ulama faqih, kebaikan, keberanian, kokoh pendirian, selalu
memiliki ide-ide yang cemerlang dalam keadaan genting, banyak
toleransi, penyabar, memiliki azimah (keinginan keras), paling mengerti
dengan garis keturunan Arab dan berita-berita mereka, sangat bertawakal
kepada Allah dan yakin dengan segala janji-Nya, bersifat wara’ dan jauh
dari segala syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu mengharapkan apa-apa
yang lebih baik di sisi Allah, serta lembut dan ramah. Beliaulah orang
pertama yang paling mempercayai apapun yang disampaikan oleh baginda
Rosul termasuk saat Rosul dianggap Gila ketika mengabarkan peristiwa
Isra Mi’raj yang dijalaninya.
Sayyidina Ummar Bin Khothob,
pemimpin dan jendral lapangan, mantan preman yang berani dan sangat
tegas, dijuluki dengan singa Padang Pasir. Sebelum masuk islam dia
merupakan pemuda Arab yang paling keras menentang dakwah Rosul, sering
melakukan penyiksaan terhadap mereka yang telah mengaku masuk Islam.
Pasca beliau memeluk Islam posisi dakwah Rosul menjadi semakin kuat dan
meluas, dan masa Kekhalifahan Umar inilah Islam menyebar hingga ke
Byzantium, Persia dan Sekitarnya. Kepemimpinannya mencerminkan ketegasan
dan keadilannya pada hukum tanpa pandang bulu, namun hatinya lembut
jika sudah menyangkut penderitaan orang-orang lemah dan miskin.
Sayyidina Utsman Bin Affan,
beliau dikenal sebagai sosok pedagang kaya raya dan ekonom yang handal
namun sangat dermawan. Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada
umat Islam di awal dakwah Islam. Kelebihan harta yang dimilikinya, serta
sikap kedermawanan beliau ini telah membantu perjuangan Rasul berkaitan
dengan keperluan logistik termasuk membina ekonomi ummat kala itu. Saat
rosul berbicara shodaqoh, maka semua harta kekayaannya, beliau serahkan
kepada perjuangan Rasul, yang tersisa hanyalah diri utsman bin affan
itu sendiri dan rosulnya, itu ungkapan bernas dari sang ekonom kaya ini.
Sayyidina Ali Bin Abi Tholib RA,
sosok muda, intelek dan berani dan tangguh. Beliau mendapatkan mentor
langsung dari Baginda Rosul karena semenjak kecil beliau tinggal bersama
Rosul. Boleh dikatakan keberadaan sayyidina Ali RA kala itu
mencerminkan tipikal perjuangan Rosul dari sisi Generasi Mudanya.
Beliaulah yang menggelorakan semangat juang di kalangan muda kala itu.
Pada usia 25 tahun sudah menjadi panglima perang badar, kesetiaan dan
keberaniannnya ditunjukan saat beliau berani menggantikan posisi
Rosulullah untuk tidur di tempat Rosululloh Tidur, ketika musuh
bermaksud akan membunuh Sang Nabi.
Paparan ini semata-mata ingin menunjukan bahwa, setiap perjuangan apapun, setiap pelaksanaan tanggungjawab apapun baik tanggungjawab
keagamaan maupun kepemimpinan dan kepemerintahanan, memerlukan
faktor-faktor utama diatas. Bahwa awali dari diri sendiri dengan
menjadikan sosok tauladan paripurna baik akhlak, nilai juang hingga
keteguhan sikap. Lalu sosok pendamping hidup (istri) yang luar biasa
dalam mendorong daya tahan menuju keberhasilan perjuangan, dan tak boleh
dilupakan pentingnya membuat team work yang mencerminkan kekuatan
konsep, korlap yang tangguh, ahli ekonomi dan sumber dana yang memadai,
serta figur muda yang gagah, berani dan cerdas. Kombinasi enam faktor diataslah yang menjadikan misi Rosul sukses hingga Islam sampai ke kita saat ini.
Penutup
Teringat kisah, saat baginda Rosul
menjelang wafat, beliau berwasiat pada sayyidina Ali “Aku berwasiat
padamu, jagalah Sholat, dan lindungi manusia lemah diantara kalian. Pada
hembusan nafas terakhirnya, hanya tiga kata yang keluar ”
Ummati..ummati..Ummati..” ummatku, ummatku, ummatku….betapa besar cinta
dan sayangnya Baginda Rosul pada kita, maka darimanakahh kita akan
mencontoh ketauladanan beliau melalui Peringatan Maulid Tahun ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar