Saya pernah menerima kritik dan komplain dari seorang sahabat, bahwa
saya terlalu lebay dan bawel dengan banyak membuat status di Facebook.
Namun tak sedikit pula teman di FB yang mengapresiasi percikan pemikiran
dan perasaan yang saya tuangkan melalui media tersebut, minimal
mendapat jempol atau tanggapan yang ikut menambah mozaiknya. Meski dalam
bentuk tulisan pendek, hanya satu dua kalimat atau paragraf saja. Namun
saya menyadari bahwa terkadang status FB saya merupakan inti dari ide
yang muncuk di kepala atau refleksi pemikiran dan perasaan terhadap apa
yang dijalani, apa yang dilihat, didengar dan dirasakan.
Seiring Perjalanan waktu, saya mulai berfikir untuk lebih mengeksplorasi
ide dan gagasan dari pertemuan dengan peristiwa dan bacaan apapun dari
realitas yang saya lihat, saya dengar dan saya rasakan tersebut. Saya
mulai berfikir untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan yang lebih
panjang. Perkenalan dengan Kompasiana di penghujung bulan Januari 2012
lalu menjadi momentum awal bagi saya untuk membuat sebuah kanal aliran
ide dan gagasan tersebut melalui tulisan.
Saya beruntung dapat membaca dan berteman dengan para penulis hebat di
Kompasiana, yang menjadikan Kanal Kompasiana sebagai ajang mengasah
kemampuan menulisnya, hingga mereka telah berhasil menjadi para penulis
best seller, seperti Bung Julianto Simanjuntak, Mba Ira Oemar, dan
banyak lagi. Di Kompasiana juga kita banyak menemukan berbagai gaya
penulisan dan dzauqul lughoh atau rasa bahasanya. Ada yang renyah, ada
pula yang rigid. Ada yang mengalir, detail dan runtut. adapula yang
provokatif dan tajam. Semuanya merupakan cermin besar yang dapat menjadi
batu asah untuk mempertajam pisau analisis tulisan, memperindah bentuk
dan tampilan tulisan dari ide dan gagasan kita, sehingga menjadi
tulisan yang melekat khas sebagai karakter dan gaya menulis kita.
Satu hal yang saya yakini kebenarannya, Bahwa kegiatan menulis ini
bermanfaat. Menulis merupakan bagian dari ikhtiar diri untuk ikut
memberi kemanfaatan bagi teman sejawat dan manusia pada umumnya.
Cita-cita tertinggi saya bukan ingin jadi Presiden atau pun pejabat
negara yang berlimpah fasilitas mewah. cita-cita saya hanya ingin
menjadi pribadi yang banyak memberi manfaat, yang memenuhi kualifikasi
sebagai bentuk amal shaleh saya, yang akan menjadi bekal hakiki saya
dalam kehidupan abadi kelak di alam pasca kematian. Dan menulis adalah
salah satu sub divisi proyek kehidupan amaliah tersebut.
Jika dalam dakwah selama ini hanya identik dengan Speech, Pidato dan
tabligh Akbar, apalagi disertai teriakan-teriakan agitasi dalam
kerumunan jama’ah. Maka sebenarnya dakwah itu ada medium lain. bahwa ada
tiga model dakwah yang dapat difungsikan sebagai pencerahan. Pertama,
Pencerahan melalui komunikasi verbal, dalam podium dan mimbar-mimbar.
Kedua, Pencerahan melalui tulisan, dalam berbagai medianya, baik media
cetak, buku, media sosial dan sejenisnya, dan Ketiga, Pencerahan
melalui Tindakan, Aksi nyata yang menunjukan sebuah contoh tindakan baik
yang bermanfaat bagi skala umum masyarakat.
Menulis adalah merekam sejarah. Menulis merupakan tindakan merangkai
mozaik berbagai fenomena dan berseliwerannya gagasan, upaya memotret
realitas sosial agar dapat disuguhkan dalam bentuk keadaban ilmu.
Menulis akan memberi warisan peradaban dalam skala waktu yang panjang.
Bukankah apapun yang kita ketahui hari ini berawal dari ketersediaan
tulisan mereka kalangan ilmuwan tercerahkan? Meskipun ditulis dalam
medium lembaran dedaunan, media kulit binatang , hingga pahatan
bebatuan.
Khairunnaas Anfa’uhum Linnaas. Sebaik-baik manusia adalah Dia yang
paling banyak memberi manfaat bagi manusia yang lainnya. Menjadi pribadi
yang banyak memberi manfaat bukan pekerjaan mudah, kebanyakan dari kita
cenderung selalu ingin merasakan manfaat dari orang lain. Patologi
pribadi manusia adalah syahwatnya yang selalu ingin diberi, ingin
dipenuhi segala kebutuhannya, selalu ingin orang lain yang memberi
sesuatu pada dirinya. Selalu menempatkan tangannya dibawah. Padahal,
menjadi pribadi yang bermanfaat, selalu ingin memberi manfaat, selalu
menempatkan tangannya diatas, Meupakan pribadi yang akan dan telah
dipilih Tuhan untuk menjadi pengelola kehidupan alam semesta raya ini.
Karena pribadi manusia yang seperti itulah yang akan mampu mengungkap
berbagai rahasia maha luasnya anugrah dan karunia Tuhan di alam ini.
Karena pribadi seperti itulah yang telah dibekali oleh Tuhan kekayaan
ilmu dan hikmah serta kreatifitas, sehingga tangan dan kakinya, hati dan
akalnya, akan menjadi lentera kehidupan bagi sesama.
Selamat menulis, dan Semoga terus dapat memberi manfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar