Selasa, 28 Februari 2012

Menjadi Pribadi yang Bermanfaat dengan Menulis

Saya pernah menerima kritik dan komplain dari seorang sahabat, bahwa saya terlalu lebay dan bawel dengan banyak membuat status di Facebook. Namun tak sedikit pula teman di FB yang mengapresiasi percikan pemikiran dan perasaan yang saya tuangkan melalui media tersebut, minimal mendapat jempol atau tanggapan yang ikut menambah mozaiknya. Meski dalam bentuk tulisan pendek, hanya satu dua kalimat atau paragraf saja. Namun saya menyadari bahwa terkadang  status FB saya merupakan inti dari ide yang muncuk di kepala atau refleksi pemikiran dan perasaan terhadap apa yang dijalani, apa yang dilihat, didengar dan dirasakan.
Seiring Perjalanan waktu, saya mulai berfikir untuk lebih mengeksplorasi ide dan gagasan dari pertemuan dengan peristiwa dan bacaan apapun dari realitas yang saya lihat, saya dengar dan saya rasakan tersebut. Saya mulai berfikir untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan yang lebih panjang. Perkenalan dengan Kompasiana di penghujung bulan Januari 2012 lalu menjadi momentum awal bagi saya untuk membuat sebuah kanal aliran ide dan gagasan tersebut melalui tulisan.
Saya beruntung dapat membaca dan berteman dengan para penulis hebat di Kompasiana, yang menjadikan Kanal Kompasiana sebagai ajang mengasah kemampuan menulisnya, hingga mereka telah berhasil menjadi para penulis best seller, seperti Bung Julianto Simanjuntak, Mba Ira Oemar, dan banyak lagi. Di Kompasiana juga kita banyak menemukan berbagai gaya penulisan dan dzauqul lughoh atau rasa bahasanya. Ada yang renyah, ada pula yang rigid. Ada yang mengalir, detail dan runtut. adapula yang provokatif dan tajam. Semuanya merupakan cermin besar yang dapat menjadi batu asah untuk mempertajam pisau analisis tulisan,  memperindah bentuk dan tampilan tulisan dari ide dan gagasan kita, sehingga menjadi tulisan yang melekat khas sebagai karakter dan gaya menulis kita.
Satu hal yang saya yakini kebenarannya, Bahwa kegiatan menulis ini bermanfaat. Menulis merupakan bagian dari ikhtiar diri untuk ikut memberi kemanfaatan bagi teman sejawat dan manusia pada umumnya. Cita-cita tertinggi saya bukan ingin jadi Presiden atau pun pejabat negara yang berlimpah fasilitas mewah. cita-cita saya hanya ingin menjadi pribadi yang banyak memberi manfaat, yang memenuhi kualifikasi sebagai bentuk amal shaleh saya, yang akan menjadi bekal hakiki saya dalam kehidupan abadi kelak di alam pasca kematian. Dan menulis adalah salah satu sub divisi proyek kehidupan amaliah tersebut.
Jika dalam dakwah selama ini hanya identik dengan Speech, Pidato dan tabligh Akbar, apalagi disertai teriakan-teriakan agitasi dalam kerumunan jama’ah. Maka sebenarnya dakwah itu ada medium lain. bahwa ada tiga model dakwah yang dapat difungsikan sebagai pencerahan. Pertama, Pencerahan melalui komunikasi verbal, dalam podium dan mimbar-mimbar.  Kedua, Pencerahan melalui tulisan, dalam berbagai medianya, baik media cetak, buku, media sosial dan sejenisnya, dan Ketiga,  Pencerahan melalui Tindakan, Aksi nyata yang menunjukan sebuah contoh tindakan baik yang bermanfaat bagi skala umum masyarakat.
Menulis adalah merekam sejarah. Menulis merupakan tindakan merangkai mozaik berbagai fenomena dan berseliwerannya gagasan, upaya memotret realitas sosial agar dapat disuguhkan dalam bentuk keadaban ilmu. Menulis akan memberi warisan peradaban dalam skala waktu yang panjang. Bukankah apapun yang kita ketahui hari ini berawal dari ketersediaan tulisan mereka kalangan ilmuwan tercerahkan? Meskipun ditulis dalam medium lembaran dedaunan, media kulit binatang , hingga pahatan bebatuan.
Khairunnaas Anfa’uhum Linnaas. Sebaik-baik manusia adalah Dia yang paling banyak memberi manfaat bagi manusia yang lainnya. Menjadi pribadi yang banyak memberi manfaat bukan pekerjaan mudah, kebanyakan dari kita cenderung selalu ingin merasakan manfaat dari orang lain. Patologi pribadi manusia adalah syahwatnya yang selalu ingin diberi, ingin dipenuhi segala kebutuhannya, selalu ingin orang lain yang memberi sesuatu pada dirinya. Selalu menempatkan tangannya dibawah. Padahal, menjadi pribadi yang bermanfaat, selalu ingin memberi manfaat, selalu menempatkan tangannya diatas, Meupakan pribadi yang akan dan telah dipilih Tuhan untuk menjadi pengelola kehidupan alam semesta raya ini.
Karena pribadi manusia yang seperti itulah yang akan mampu mengungkap berbagai rahasia maha luasnya anugrah dan karunia Tuhan di alam ini. Karena pribadi seperti itulah yang telah dibekali oleh Tuhan kekayaan ilmu dan hikmah serta kreatifitas, sehingga tangan dan kakinya, hati dan akalnya, akan menjadi lentera kehidupan bagi sesama.
Selamat menulis, dan Semoga terus dapat memberi manfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar