Jika kita melakukan analisis konten terhadap
pemberitaan media elektronik (TV), antara 3 groups mainstream media
yaitu TV One (viva news), Metro TV dan MNC Group, maka kita akan begitu
mudah menemukan angel yang mencerminkan arah kekuatan politik yang
sedang mereka tuju. Hari ini kita menyaksikan serangan luar biasa dari
ketiga group media itu terhadap eksistensi partai penguasa yaitu Partai
Demokrat. Jika disederhanakan kekuatan dibelakang mereka itu ada Partai
Golkar dan Partai Nasdem.
Kenapa mereka berkepentingan mengembosi Demokrat, karena sebagai partai
pemenang pada pemilu 2009 dengan presentase raihan suara diatas 20
persen, posisi partai demokrat memang objek paling empuk untuk diambil
lapak basis suaranya. terlebih Partai Demokrat tidak memiliki basis masa
ideologis sebagaimana partai-partai menengah lain semisal PAN dan PKB,
ataupun PPP serta PKS. mereka memiliki irisan kekuatan ideologis dengan
struktur maupun kultur jama’ah ormas keagamaan sebagai ayah
ideologisnya.
Sementara mayoritas suara Demokrat adalah kalangan tercerahkan ataupun
kalangan masa mengambang yang mudah merubah arah sikap dan dukungan
politiknya. Kasus hukum yang menimpa beberapa elit kader Partai Demokrat
menyangkut persoalan korupsi menjadi amunisi yang sangat luar biasa
menghantam pertahanan Demokrat. Karena serangannya begitu dahsyat dan
bertubi-tubi dalam intensitas waktu yang panjang. Selama 8 Bulan
semenjak kasus M. nazarudin bergulir, demokrat sudah kehilangan 7 persen
suaranya. bayangkan kalau persoalan ini menggantung hingga menjelang
2014. Maka akan habislah Demokrat.
Betapa dahsyatnya kekuatan Opini media. Setiap hari tanpa henti media
televisi yang tadi saya sebutkan mengangkat kasus korupsi yang menjerat
elit Demokrat. Mereka juga meluaskan jaringan pemberitaannya baik ke
media sosial, maupun cetak yang juga mereka miliki. Kita sudah sangat
jelas membaca latar belakang kapital dan pemilik raja media itu. TV One
milik keluarga Aburizal bakri yang notabene Ketua Umum partai Golkar.
Makanya dengan keterpurukan Demokrat, Golkar pula yang meraih keuntungan
kan? sehingga hasil survei menunjukan Posisi partai Golkar berada pada
urutan pertama. Jika dilihat dari sisi ini, strategi Golkar berhasil
dengan keberadaan TV One nya.
Sementara untuk Metro TV dan MNC Group kita belum melihat indikator
keberpengaruhannya pada tingkat elektabilitas partai nasdem. Karena
Nasdem sebagai partai baru masih belum teruji melalui Pemilu. Hanya
paling tidak pemberitaan-pemberitaannya yang juga keras, terutama Metro
TV cukup membantu terjun bebasnya elektabilitas Partai Demokrat.
Kita tentu berharap bahwa apa yang terjadi di kalangan media televisi,
terlepas dari kekuatan kapitalisme yang berada dibelakangnya, akan
membuat rakyat semakin cerdas. Jika rakyat mampu membaca secara jernih,
bagaimana sebenarnya media tersebut, bagaimana juga keberadaan
partai-partai yang berada dibelakangnya, maka tentu rakyat juga akan
memiliki pemikiran dan pemilihannya sendiri.
Kita sangat percaya, selain demi tujuan kekuatan politik yang ada
dibelakangnya, Media juga berjasa membuka mata publik tentang carut
marutnya dunia politik dan tata kelola pemerintahan kita saat ini.
Sehingga hal ini akan semakin menambah tingkat kedewasaan berpolitik
masyarakat Indonesia.
Jadi di negeriku yang bernama Indonesia ini, Siapa yang punya uang, dia
bisa membeli atau membuat jaringan Televisi, maka dia akan menguasai
opini, dan bisa buat partai, bisa menjajah “pikiran” rakyat dengan
serangan bertubi-tubinya di layar kaca itu. Dan pada akhirnya mereka
akan menguasai negara ini, Segalanya. Termasuk darat, laut, udara, dan
segala apa yang ada didalamnya, demi semakin mengguritanya uang mereka.
Rakyat??? Hanya tetap dalam derita, dan gigit jari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar