Minggu, 29 Januari 2012

Dari Narik Becak, Sekolahkan 9 Anak

Saya beberapa kali menyaksikan program Kick Andy di Metro TV. Salah satu yang menarik adalah saat mengangkat perjuangan seorang Tukang Becak di Yogyakarta yang anaknya kini jadi seorang dokter. ada haru biru yang membuncah, jika kita menyaksikan rekam juang sosok manusia yang memiliki prinsip hidup nan agung, pantang menyerah, dan memiliki mimpi besar dalam hidupnya. karena kita menyaksikan, bahwa banyak pejabat, pengusaha, dan orang yang memiliki kehormatan tinggi ditengah masyarakat, selalu berangkat dari keprihatinan hidup yang dijalaninya. Proses tempaan kesulitan, penderitaan, hinaan, dan keserbakekurangan, yang tak membuatnya menyerah, selalu membawa kepada kematangan jiwa serta kedewasaan  berfikir dan bersikap dalam hidupnya.
Dalam Tulisan ini pun saya hendak men-share sebuah sejarah perjalanan hidup seorang manusia, yang dalam segala keterbatasannya mampu mendidik anaknya hingga terbilang sukses. sebut saja Pa Ahmad. seorang lulusan SD yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga sekolah SD. dalam suatu kesempatan beliau bercerita dengan penuh kegetiran. Bagaimana pa Ahmad memulai merantau di Kota Tasikmalaya dari sebuah kampung kecil di wilayah kabupaten sebagai buruh cangkul. beberapa tahun bekerja sebagai buruh cangkul pada para juragan sawah atau yang ditugasi mengurus sawah. Dari profesinya sebagai tukang cangkul ini, pak ahmad terpikat oleh salah seorang anak pengurus sawahnya, dan akhirnya menikah.
Pekerjaannya sebagai tukang cangkul terus dijalani, disamping usaha lainnya, terkadang jadi buruh bangunan, buruh tambang pasir, hingga jualan es doger.  Perjalanan pernikahannya dikaruniai anak yang banyak. tiap dua tahun lahir anak, sampai berjumlah 13 orang. dari 13 anaknya tersebut, 4 anaknya meninggal dan 9 hidup. 4 laki-laki dan 5 orang perempuan.
Dalam proses membesarkan dan mendidik anaknya, pak ahmad berprinsip tawakal kepada Allah dengan keyakinan bahwa pendidikanlah yang paling pokok untuk diberikan bekalnya. sehingga perjuangannya memberi makan dan menyekolahkan anak begitu keras.  beliau berprinsip bahwa kelak anaknya tak akan diwarisi harta, tapi ingin mewarisinya dengan Ilmu, sehingga sekuat tenaga akan menyekolahkan anaknya termasuk di pesantren.
Keteguhannya akan prinsip bahwa Tuhan yang maha kaya, yang maha memberi rizki serta keikhlasannya mendidik anak, membawa nya pada kekuatan mental dan bathin serta fisik yang luar biasa. pa ahmad mulai narik becak semenjak tahun 1981-sampai terakhir di tahun 2006. pada fase itulah anak-anaknya masuk vase masuk jalur sekolah. selain itu karna jasanya membantu pemerintah menyediakan lahan sekolah SD, pa ahmad diangkat jd PNS golongan 1 dg gaji pertama Rp. 26.000,-.
Pagi beliau ngurus sekolah, bubar sekolah narik becak hingga pulang ke rumah jam 7 malam begitu rutinitasnya. kini anaknya yang sembilan itu sudah pada besar, anak pertama jadi politisi dan pernah jadi anggota DPRD, anak keduanya menjadi PNS di pemerintahan, yang ketiga Guru, yang keempat PNS pemerintahan, yang kelima PNS di Kementrian Keuangan, keenam baru lulus sarjana, ketujuh kuliah, kedelapan di SMu dan kesembilan di SMU. Cita-citanya semua anaknya ingin lulus sarjana, meski kini pa ahmad sudah tidak lagi menarik becak.
Diakhir ceritanya. saya hanya bisa menitikan air mata.
Pesannya, Jangan pernah Menyerah untuk menuntut Ilmu. hanya dengan Ilmu orang akan menemukan hidupnya. terima kasih pa ahmad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar