Minggu, 29 Januari 2012

“Kandas” Evie Tamala dan Cinta Semusim Andini

Aku mengenalnya saat menghadiri undangan pernikahan seorang teman. Sambil menikmati hidangan, dipanggung ada seorang tamu yang menyumbangkan lagu, bernyanyi duet lagu dangdut melow yang awalnya aku sangat asing mendengarnya. Sosok perempuan itu tidak cantik-cantik amat, tapi berkulit putih bersih dan berbody tinggi besar, mungkin bahasa gaulnya bohai.
Bilaa tiada mendalam, Cinta yang ku rasakan. Takkan terlalu dalam luka yang ku rasakan
Bilaa saja ku tahu, bahwa kesetiaanmu, begitu dalam padaku, tak kan aku mengingkari janji..”
Itulah penggalan syair lagu yang sepintas ku dengar. Suara perempuan itu memang terdengar merdu, dan menarik perhatian para tamu. Tapi pandanganku tak terus tertuju padanya. Karena berbagai sapa dari beberapa teman yang hadir dalam resepsi itu. asyik  ngobrol santai hingga tak lagi memperhatikan. Hingga aku meninggalkan itu pun tak pernah terlintas lagi peristiwa tadi.
Suatu hari, karena sebuah keadaan aku terpaksa harus mencari tempat kost, temanku membawa ke satu kompleks kost-kostan di dekat pusat keramaian kota.  Aku langsung cocok, dan melewati segala kesibukanku di kamar kecil berukuran 2×3 m dengan kamar mandi di dalam, serta ruang tamu alakadarnya, yang aku gunakan sebagai ruang kerjaku kalo membawa pulang pekerjaan.
Saat suatu siang, dikantor begitu menumpuknya pekerjaan, tamu tak henti-hentinya menemuiku, aku merasakan pusing yang begitu berat di kepala, temanku di ruangan, menyarankanku agar istirahat pulang, atau tidur dulu di ruangan dalam.  Saat jam istirahat, makan siang aku pulang ke kost an, dengan maksud memejamkan mata terlebih dahulu sambil menghilangkan rasa pusingku. ” Siapapun yang nanyain saya, bilang saya ada tugas luar” begitu pesanku pada staff di Kantor.
Saat tiba di kost an, baru saja aku mau memutarkan kunci pintu, ada suara deru motor matic lewat diantara ruang kamar kostan yang memang berhadap-hadapan. Kelihatannya perempuan, cuman aku tak melihat jelas wajahnya karena tertutup helm, dan jujur aku juga tak mengenalinya. Mungkin penghuni kost baru, pikirku dalam hati.
Kang, Maaf nitip motor yaa sebentar..” belum sempat aku masuk kamar, ada suara perempuan dari depan pintu kamarku.  Aku terbengong melihat wajahnya, serasa kenal tapi entah dimana. ” weyyy kang napa bengoooong..” sambungnya.
oh iy iyaaa ” kataku singkat sambil tergugup kelu. Lalu dia pun berlalu dihadapanku, berjalan ke arah belakang kostan. Dalam hati terus bertanya, siapa dia ya, serasa pernah melihat, tapi dimana ya..? lamaa sekali aku mengingat-ingat sosok wajah perempuan tadi. Tapi lebeng nggak ingat sama-sekali.
Satu hari aku iseng bertanya sama tetangga kamar kostku, yang sudah lebih lama dariku, namanya Hasan. ” San, kenal cewe yang naik kendaraan matic merah nggak, tinggi besar, putih dan cantik…” tanyaku.
Owh itu mah anaknya Ibu Kost pak ! namanya Andini .” katanya sambil terkekeh  menjawab. Hmmm aku langsung terdiam, dan tak mau bertanya panjang lagi, takut dia berfikiran macem-macem padaku.
Malam itu, Aku larut dalam bayang-bayang. Seseorang yang membuatku terus bertanya, membawaku dalam rasa penasarana yang sangat.  Entah rasa apa yang menggelora di dada. Hanya saja sebelum mataku larut dalam kantuk yang berat, ku bisikan dalam hati. suatu saat kan ku sapa dia,  Karena Sebuah tanya yang tak pernah berjawab. Apakah Dia  sang pelantun “Kandas” Evie Tamala?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar